JUREID

JUREID
JUDEX AND JURIST

Kamis, 18 Oktober 2012

Bukan Aku, Kalian Atau Mereka Tapi Kita

ada sebuah cerita yang dikisahkan oleh Ajahn Bramn seorang bikkhu yang tersohor karena menjadi pembicara segaligus motivator dalam berbagai event. Beliau mengisahkan ada seekor tikus yang tinggal dirumah seorang petani, yang mana si tikus hidup dalam suatu kecukupan karena tidak kekurangan pangan.
Suatu hari, si tikus mengintip dari balik tembok yang retak di saat sang petani membuka sebuah bungkusan yang ternyata sebuah perangkap tikus. Tentu saja hal ini membuat si tikus merasa terancam karena sang petani membeli perangkap itu untuk membasmi si tikus. Akhirnya si tikus berlari ke belakang rumah, dia menemui ayam kemudian bercerita tentang sang petani yang membeli sebuah perangkap tikus, namun apa jawaban ayam “itu bukan urusanku tentunya, mungkin itu karma hidupmu di masa lalu….”. Kemudian karena tidak memperoleh jawaban yang mengenakan dari ayam, si tikus pun menghampiri babi dan menceritakan hal yang sama tentang perangkap tikus itu. Jawaban sang babipun hampir sama dengan ayam, babi berkata “…itu bukan urusanku, itu tidak lain karena memang kamu tidak di harapkan oleh sang petani…”. Lalu terakhir dia menemui sapi dan sapi berkata “…perangkap tikus itu terlalu kecil untuk menjebakku, jadi hadapilah takdirmu….”.
Akhirnya, tikus pun putus asa karena tidak satupun dari yang dia temui bersimpati dan si tikuspun kembali ke lubangnya dengan perasaan cemas. Namun, ketika malam tiba ada seekor ular yang masuk kedalam rumah dan ekornya terjebak dalam jebakan tikus yang di pasang sang petani. Esok paginya, istri sang petani mendapati ular tesebut masih terjebak yang pada akhirnya mematuknya yang menyebabkan istri sang petani terbaring sakit. Sang petani berpikir keras, kira-kira apa yang bisa menyembuhkan istrinya. Akhirnya diapun berpikir bahwa mungkin daging ayam bisa menyembuhkan sakit istrinya tersebut dan ayam pun disembelih. Namun sakit sang istri petani tak kunjung sembuh dan didengar oleh sanak saudara mereka. Banyak saudara yang datang menjenguk dan sebagai jamuan sang petani menjadikan babi menjadi babi guling yang lezat. Lalu, karena semakin parah istri sang petanipun meninggal dan untuk membiayai upacara pemakaman yang cukup mahal sapipun dijagal untuk dijual dagingnya.
Sekarang tinggal si tikus yang hidup di tempat sang petani, hanya karena perangkap tikus menyebabkan ayam, babi dan sapi kehilangan nyawa. Seandainya saja mereka mau bersimpati dengan masalah yang dihadapi oleh si tikus mungkin tidak seperti ini kejadiannya. Dari cerita ini, sebenarnya hampir sama dengan kehidupan yang dialami kita sehari-hari dimana terkadang kita bersikapa acuh tak acuh dengan masalah yang dihadapi oleh orang yang ada disekitar kita. Padahal apabila kita telaah dengan baik, sebenarnya masalah itu juga masalah kita karena sedikit banyak mempengaruhi hidup kita. Pesan yang kita dapatkan dari cerita diatas, dapat disimpulkan bahwa ketika kita dimintai pendapat tentang masalah yang dihadapi oleh orang yang dekat dengan kita ada baiknya kita bersimpati. Karena apabila hal itu terjadi pada kita, tentu saja kita juga akan meminta pendapat orang lain perihal masalah yang kita hadapi itu. Jadi bukan aku, kalian atau mereka tapi kita.

Rabu, 17 Oktober 2012

“Jangan Salah Menilai Orang”

Cerita ini merupakan pengalaman pribadi salah seorang teman saya,  sebut saja Deni (nama samaran). Waktu itu Deni masih berstatus seorang mahasiswa yang masih dalam masa mencari jati diri, dan untuk menunjukan bagaimana dirinya dia mengekspresikannya dalam penampilannya dengan membiarkan rambutnya panjang.
Suatu hari dalam perjalanan menuju rumah saudaranya Deni menepi untuk mengambil uang di ATM, untung saja antriannya tidak panjang. Hanya dua orang saja, seorang Bapak yang sedang menggunakan ATM dan seorang wanita tengah menunggu diluar kotak ATM. Tanpa pikir panjang Denipun ikut mengantri, tapi ada yang aneh dengan tingkah wanita didepan Deni. Dia melihat Deni seperti ketakutan, raut mukanya langsung tegang dan langsung memegang tasnya dengan erat. Melihat itu Deni mengalihkan pandangan dan berlagak tak tahu. Wanita itupun mendapat gilirannya untuk menggunakan ATM, dan masuk dengan terburu-buru . Tak lama menunggu wanita itu keluar dan meninggalkan ATM dengan terburu-buru dan setengah berlari  . Antara bingung dan aneh Deni kesal juga melihat tingkah wanita tadi, hanya karna berambut gondrong mendapat perlakuan yang tidak enak. Disaat Deni mau menggunakan mesin ATM, ternyata ada kartu yang tertinggal dan masih aktif PIN-nya. Bermaksud untuk memberitahu Denipun kembali keluar dan memanggil wanita tadi, tapi langkah wanita itu malah semakin cepat. “Huh…. Dasar Cewek Aneh” keluh deni, karena kesal Denipun langsung menekan tombol rupiah direkening wanita tadi dan mengambilnya. “Biar tahu Rasa”…. ungkap Deni sambil membuang kartu ATM wanita itu.
Disini Deni menyatakan dia tidak berniat mengambil uang wanita tadi, hanya mengingatkan jangan sampai salah menilai orang, apalagi sampai bertingkah aneh dan teledor seperti itu, karena berprasangka buruk kartu rekeningnya malah tertinggal dan masih aktif pula. Coba saja kalo Deni benar-benar orang jahat sudah habis terkuras Rekening wanita itu, yang Deni lihat nominalnya masih puluhan juta rupiah. Pastinya sangat disayangkan, bertahun-tahun menabung langsung habis entah kemana.
Melihat cerita diatas penampilan yang asal-asalan & berambut gondrong itu “tidak identik” dengan ” penjahat”, malah  saat ini banyak penjahat yang berpenampilan rapih dan nyaris sempurna untuk menyembunyikan nilai kejahatannya. (opini saya)

Sabtu, 06 Oktober 2012

obat sakit kepala

Kompas.com - Saat sakit kepala menyerang, jangan terburu-buru mencari obat sakit kepala. Cobalah redakan dengan minum segelas air putih. Konsumsi air putih secara teratur terbukti mengurangi keparahan sakit kepala dan migren.

Para ilmuwan menemukan, meminum air putih sekitar tujuh gelas setiap hari sudah cukup untuk menyingkirkan rasa nyeri dan meningkatkan kenyamanan pasien yang sering didera sakit kepala.

Hal itu dibuktikan lewat penelitian di Belanda tahun 2005 yang menunjukkan bahwa pasien gangguan kandung kemih yang disarankan untuk minum cukup air putih mengaku migren mereka lebih ringan.

Dr.Mark Spigt, ketua peneliti dan timnya, merekrut 100 pasien yang secara rutin menderita sakit kepala ringan sampai berat. Kemudian mereka diminta melakukan beberapa hal untuk mengurangi rasa nyeri kepala, antara lain dengan meningkatkan kualitas tidur, menghindari kafein, dan mengurangi stres.

Tetapi separuh responden diminta untuk minum 1,5 liter air putih setiap hari selama tiga bulan.

Pada akhir penelitian, seluruh pasien diminta menjawab kuesioner Migraine-Specific Quality of Life Index untuk mengetahui bagaimana kondisi mereka. Hasilnya, pasien yang minum air putih lebih banyak dari biasanya mengalami perbaikan yang signifikan.

"Kami menduga pasien sakit kepala mendapatkan manfaat dari konsumsi air putih dan tampaknya masuk akal untuk merekomendasikan mereka minum air putih dalam jangka waktu tertentu agar sakitnya reda," kata peneliti.

Kendati begitu, menurut Dr.Fayyaz Ahmed dari Migraine Trust, manfaat dari minum air putih yang dirasakan pasien itu bisa jadi adalah efek plasebo. Tetapi ia mengatakan bahwa konsumsi air putih secara teratur menyehatkan dan membuat perasaan lebih nyaman.